Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Novel 2027/2028 : Bersama Kesulitan Pasti ada Kemudahan Allah Tidak Pernah Menguji Diluar Batas Kemampuan Hambanya

Novel 2027/2028 : Bersama Kesulitan Pasti ada Kemudahan Allah Tidak Pernah Menguji Diluar Batas Kemampuan Hambanya - Dalam tepian sunyi sepi, ku tegakan bahu untuk memikul beban berat ini tidak ada sandaran dalam setiap lelah hanya sendiri berbagi luka pun percuma, aku yang salah pilih tetapi semua itu pilihan ku sendiri kini aku terima konsekuensi itu. Kobaran api membakar jiwa dalam setiap tetas air mata aku tidak pernah menyalahkan takdir ini dan tidak juga menyesali apa yang sudah menjadi keputasan hidup ini.

Sudah ku katakan hidup ku ini berat dan tidak mudah, beban ku berat aku coba menyakinkan mu dulu sebelum kita menikah, namun kata-kata dan janji yang kau ucapkan indah dalam setiap nada berdayu sebuah semangat yang tak pernah lelah seolah siap menerima semua beban berat ini, aku tidak ingin membagi susah dengan mu.



Tetapi hidup ku memang tidak mudah banyak rintangan yang menghalagi hidup ini sampai pada hari terbukti kata kata mu dulu seolah sirna karna kau tak mampu menahan semua itu, aku kita kita bisa hidup bersama dengan memikul semua beban ini, aku tidak menuntuk ada seseorang yang bisa meringankan beban di pundak ini tetapi aku hanya minta dirimu tidak menambah beban ini sudah cukup.

Nampaknya aku keliru semua sudah berubah setelah ku jalani hidup ini bersama puluhan tahun lamanya, tidak ku duga kau begitu berubah, beban ini sudah ada sejak lama sebelum kita menikah itu sudah ku katakan dulu, jika memang tidak sanggup tidak perlu bersama. Aku hanya ingin menyelesaikan sesuatu yang sudah aku mulai.

Jika memang kau keberatan menemani ku, ini bukan keputusan final masih ada cara untuk berpisah, Tuhan membolehkan, meski Dia membencinya jika tidak ada pilihan lain maka aku ambil, kita rajut asa bersama sebelum menikah, kau cukup tanggalkan berpisah seindah dulu bersama secara baik dan tidak ada luka.

Simpan semua luka aku tidak akan menceritakan yang sudah pernah terjadi ku simpan rapat dan ku bawa sampai mati. Jika ada yang bertanya tetang aib kita aku akan menjawab aku sudah berikan semua jiawa dan raga tidak ada yang tersisa hanya pedih dan luka ini saja, tidak ada rahasia diantara kita berdua.

Ini adalah perminataan terakhir ku, aku titip adiku yang tak sempurna untuk bisa melanjutkan pendidikan selama 1 tahun, bagi ku itu tidak lama tetapi entah dengan mu, kau hanya perlu memainkan peran sebagai pendukung saja sisanya biarkan aku bekerja. Aku tidak pernah meminta apapun dari mu. Itu adalah titipan terakhir dari almarhumah Ibu ku yang harus dijaga.

Adik ku memang tidak sempurna dia seperti seorang dewasa yang terperangkap dalam jiwa kekanak-kanakan, tidak mengerti pekerjaan rumah dan mungkin hanya akan merepotkan, tetapi aku hanya meminta itu 1 tahun saja, jika kau tidak mau mengurusnya aku bisa melakukannya. Tetapi semua tidak sesuai rencana kau tinggikan suara mu setiap kali keponakan ku berbuat kesalahan.

Mereka hanya insan tanpa dosa belum mengerti apa-apa mereka juga bukan orang dewasa kau perlu memberi tahu mereka ketika salah dan mendidik semua. Setiap kali kau tinggikan nada bicara itu seperti satu tancapan jarum yang menerobos langsung ke jantung ini terasa sakit tapi tidak berdarah.

Aku tau hidup kita memang tidak normal dan tidak seharusnya mereka ada di rumah yang sama, kita sama-sama lelah tidak ada pilihan kecuali menyelesaikan semua ini, kalau boleh jujur aku pun sudah tidak mampu, seolah tidak ada habisnya orang yang dapat kerumah dan merepotkan, hanya untuk kali ini saja.

Ujian akan datang dari hal terlemah, datang seolah seperti badai besar tak ada habisnya, menghindar akan percuma karna akan ada badai yang sama, satu-satu nya cara adalah bukan bertahan tetapi menjadi kuat agar apa yang menjadi lemanya itu akan usai. Jika semua belum dicapai badai tidak akan berhenti. Percayalah itu semua akan berakhir pada akhirnya.

Dalam setiap kesulitan bersama pasti ada kemudahan, Tuhan kita tidak akan menguji diluar batas kemampuan, aku dan diri mu lelah kau seperti pembantu dirumah kita, sedangkan aku merasa hal sama seperti hidup dalam masa penjajahan tidak pernah terima uang bekerja, seperti kerja paksa habis bulan habis juga semua.

Ini adalah fase terbarat selama kita hidup bersama, masalah terbesar adalah ego mu yang tinggi masih memandang rendah seseorang, kita hanya perlu berdamai dengan diri sendiri. Aku mencoba perlahan berubah dengan lembut dan nada rendah. Tapi tampaknya contoh yang aku berikan hanya seperti angin lalu, tidak ada perubahan setelah 15 tahun menikah.

Aku cuma sedang lelah dan begitu juga dirimu, aku coba membantu apa yang diri mu kerjakan agar beban berkurang tetapi nampaknya itu percuma, kau tak hargai semua usaha ku meski sudah dilakukan dengan tubuh yang tak baik, pikiran ini semakin runyam ketika diri mu menjadi ujian hidup ini. Jika kau menjalani satu ujian tapi aku menjalani semua ujian berat ini, pekerjaan yang tidak pasti menghasilkan atau tidak.

Pendidikan yang belum tentu lulus atau tidak, beban lain adik dan anaknya yang menjadi tanggung jawab ku, serta ujian terberat adalah sikap mu yang tidak sejalan. Kini aku sampai pada titik terendah aku akan berikan 2 pilihan yang sama berhenti untuk berpisah, atau jalani dengan perubahan. Itu pilihan mu saat ini.

Akan ku terima semua keputusan itu dengan lapang dada. Aku menikah di usia yang sangat muda 22 tahun setelah lulus kuliah, banyak sekali yang dikorbankan untuk menjalani karena semua beasiswa untuk cita-cita tidak mengharuskan untuk menikah. Semua bisa aku terima asalkan aku hidup bersama mu bahagia satu visi satu tujuan.

Baru usia 32 tahun semua mimpi itu kembali terbuka kesempatan mimpi tertunda menjadi terbuka karena beberapa perubahan aturan, tahun ini adala usia terakhir ku untuk menggapai mimpi itu jangan kau rusak lagi karena sebelumnya karena ingin membahagikan mu, gagal pun pernah sakit itu pun masih ada jangan kau tambah dengan merusak yang baru.

Untuk menjadi kuat kita pasti akan diuji karena kelemahan itulah wajar saja jika kita merasa berat karena apa yang terlemah dalam hidup, agar tidak menjadi ujian jadilah kuat, semoga engkau sabar menghadapi semua ini, termasuk menghadapi diri ku, aku sedang mendidik mu meski kadang melukai hati itu, paling tidak jika itu sesuatu yang kurang baik diri mu tidak akan mengulanginya karena ada bekas penanda.

Percayalah semua akan berlalu, Bersama Kesulitan Pasti ada Kemudahan Tuhan Tidak Pernah Menguji Diluar Batas Kemampuan Hambanya. Aku tidak sedikit merakukan firman Mu Ya Allah, seperti biasa aku mengandalkan Mu dalam melewati semua kesulitan hidup ini.